Registrasi

Form Registrasi
id $id_camber"?>
Username
Password
>
$msg1

Selasa, 24 Mei 2011

Siapa yang bersungguh-sungguh akan berhasil

Posted by www.hsanpulut.com on 05.15 | No comments

Man Jadda Wa Jadda

Terinspirasi dari bukunya A.Fuadi, Negeri 5 Menara, karena baru saja selesai dibaca, jadi masih hangat di kepala, dan semoga makin banyak buku-buku yang menginspirasi anak-anak Indonesia agar bisa terus mewujudkan mimpi-mimpi mereka asalkan mereka bersungguh-sungguh, berusaha, dan berdoa, sisanya biar Allah yang menentukan, lalu ikhlaslah atas apapun kejadian yang kita terima.
Selain buku Negeri 5 Menara, sebelumnya ada juga karya Andrea Hirata yang juga banyak mengilhami para murid-murid dan guru-guru akan suka dukanya anak bangsa yang ingin sekolah tetapi segalanya serba terbatas.
Diawal buku Negeri 5 Menara, diceritakan, A.Fikri memutuskan ikut Pondok Madani adalah keputusan setengah hati, karena cita-citanya yang ingin sekolah umum, di SMA, dan bisa pakai celana Panjang abu-abu, jalan-jalan dan kegiatan-kegiatan anak-anak SMA pada umumnya, dia sudah janjian dengan kawan dekatnya, tetapi ternyata Ibunya memaksa dia untuk sekolah Agama, setelah mengurung diri di kamar selama 3 hari, dia dapat surat dari Omnya yang ada di Mesir, yang menceritakan ada Pondok Madani di Jawa, dan karena kesal,dari pada tanggung-tanggung, sekalian aja merantau, setelah orang tuanya berdiskusi, mereka akhirnya mengijinkan.
Sekolahnya penuh dengan kedisiplinan tingkat tinggi, harus berbahasa Arab dan Inggris setiap hari, dan kata-kata motivasi Man Jadda wa Jadda adalah yang selalu didengungkan oleh para guru untuk memotivasi anak-anak muridnya yang mulai kendor untuk belajar.
Yang berkesan juga yaitu tentang Ikhlas, bahwa setiap apapun kegiatan, baik itu hukuman, belajar atau apapun, harus ikhlas, menjadi guru disanapun, mereka Ikhlas, maka hasilnya pun sangat mengagumkan, ga ada tuh yang namanya demo tentang gaji guru yang kecil, karena mereka semua selalu mengabdikan dirinya untuk kepentingan Pondok, dan hanya Allahlah yang mencukupkan segala kebutuhan mereka.
Perjuangan demi perjuangan,melawan keragu-raguan serta kemalasan, akhirnya membuahkan hasil, lulus dari Pondok Madani, yang saat itu tidak mengeluarkan ijasah pertanda lulus, dan dengan semangat Man Jadda wa Jadda, A.Fikri belajar untuk ujian persamaan SMA dan untuk menembus UMPTN.
Yang juga berkesan buat saya adalah, bahwa belajar agama di Pondok, tidak ada yang khusus, tetapi semua kegiatan belajar, bersosialisasi dan lain-lainnya adalah semua itu berdasarkan agama yang dianut yaitu Islam.
Akhirnya A.Fikri berhasil masuk ke Unpad, untuk Jurusan Hub.Internasional, mimpi sebelumnya untuk menjadi Insinyur di ITB, dia kesampingkan, karena pada saat itu, dia berpikir, dengan jurusan tsb bisa mengantarkan mimpinya untuk pergi ke Amerika.

[top]

0 komentar:

Posting Komentar